22 Januari 2010

Miskin, Menengah, Kaya

Bapak Paul
Pak Paul memiliki penghasilan tetap 5 juta per bulan. Karena gaya hidupnya, Pak Paul menghabiskan seluruh penghasilannya untuk segala hal yang sifatnya habis dalam sebulan. Uang 5 juta terpakai untuk pengeluaran rumah tangga dan pribadi (telpon, listrik, air, sembako, dll). Bagi Pak Paul, uang 5 juta hanya untuk menyambung hidup ke bulan berikutnya (Hehe, contoh ini agak dramatis sih).

Masuk = 5 jt
Keluar = 5 jt

Maka Pak Paul terkategorikan sebagai MISKIN. Mungkin ia masih menginap di rumah ortunya, dan bahkan di kamarnya pun tidak ada perabotan atau properti berharga. Kalaupun ada paling dari orang tuanya (buset, sebanyak apa sih nih bapak makannya ampe 5 jeti abis? Atau jangan-jangan makannya di restoran teruus. Hehe, ini cuma ilustrasi kok). Bagaimana kalau gaji Pak Paul dinaikin? 7.5 jt? 10 jt? Kalo polanya sama, nggak ada yang ditabung, tetap aja bos, MISKIN. Orang-orang kayak Pak Paul ini sangat tidak independen. Disuruh korupsi ama bosnya pasti dia mau aja. Lah, kalo bosnya mecat, dia gak bisa nyambung hidupnya.


Ibu Desi
Bu Desi memiliki penghasilan tetap 5 juta per bulan. Ia membelanjakan 3.5 juta untuk keperluan rumah tangga dan pribadi. Kemudian 1.5 juta lagi ia simpan dalam bentuk Harta Konsumtif, contohnya, Bu Desi membeli barang-barang seperti baju, sepatu, barang elektronik, perabot rumah tangga, alat dapur, prinsipnya, harta yang memang dipakai (Konsumtif).

Masuk = 5 jt
Keluar = 3.5 jt
Harta Konsumtif = 1.5 jt

Kalau kita berkunjung ke rumah Bu Desi, kita akan terkagum-kagum dengan kelengkapan isi rumahnya. Bu Desi udah gak miskin lagi. Kaya? Belum bos. MENENGAH. Saat anaknya ingin masuk sekolah mungkin Bu Desi harus menggadaikan sebagian hartanya yang nilainya tentu udah menyusut untuk membayar uang pangkal atau dia berutang kanan-kiri. Bu Desi masih sangat rentan menghadapi hidup yang up and down.


Pak Dewa
Pak Dewa memiliki penghasilan tetap 5 juta per bulan. Ia membelanjakan 3 juta untuk keperluan rumah tangga dan pribadi. 1.5 juta ia konversi ke Harta Konsumtif. Dan 500 ribu lagi ia cicilin ke tabungan yang pada waktunya nanti bisa ia konversikan ke dalam bentuk Deposito, Reksa Dana, Unit Link, ORI, Emas, Properti, Dll atau disebut Harta Produktif. Bagaimana dengan Modal Usaha? Jika memang mampu mengelolanya, sebuah usaha hasilnya lebih cepat dibandingkan produk investasinya, tapi butuh effort yang besar juga.

Masuk = 5 jt
Keluar = 3 jt
Harta Konsumtif = 1.5 jt
Harta Produktif = 500 ribu ---> pada waktunya harta ini memberi Pak Dewa power untuk
mengguritakannya ke berbagai bentuk penghasilan di luar
gaji tetap.

Pak Dewa adalah KAYA, makmur, dan sejahtera. Harta produktif yang ia sisihkan yang mungkin bagi orang lain sekedar recehan -cepat atau lambat- akan memberikan penghasilan kepada dia diluar gaji. Deposito kan ada bunganya tuh. Kalo Reksadana yang kita beli nilainya meningkat kan juga jadi penghasilan. Emas? Nyummy.

Kalau gaji Pak Dewa naik, dengan tidak terlalu drastis mengubah gaya hidup dan tetap sederhana, harta produktif yang ia cicil tiap bulan mungkin bukan 500 ribu lagi. Semakin cepat ia mencapai tujuan-tujuan keuangannya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketiga orang di atas sama-sama bergaji 5 juta. Tapi nggak otomatis semuanya kaya bos. Benar memang, semakin besar penghasilan/gaji akan semakin mempermudah seseorang menjadi kaya. Ingat, hanya mempermudah loh. Bukan membuat.

Yang membuat orang menjadi kaya bukanlah dari besar pemasukannya. Tapi dari seberapa banyak yang bisa dia simpan dan kembangkan.

Pak Ardi penghasilannya 2.5 juta per bulan. Pak Fandi penghasilannya 5 juta per bulan. Dulu waktu SD saya sering main masak-masakan dan Nintendo di rumahnya Fandi Ardi, hehe. Apakah Pak Fandi lebih kaya dari Pak Ardi? Belum tentu bos. Sekali lagi, seberapa pintar dan cerdas seseorang mengatur keuangannya lah yang menentukan seseorang kaya atau nggak. Tuhan maha adil ya, ehehe. Jadi jangan minder bila anda bertemu dengan teman lama yang cerita kalo gajinya jauh di atas anda. Nggak perlu juga ngerasa jumawa bila gaji anda lebih besar dari orang lain. Pada dasarnya, jika seseorang digaji dengan layak, maka ia berpeluang menjadi kaya.

Dari tadi ngomongin Kaya melulu sih. Emang kaya itu yang kayak apa sih? Hohoho, yang jelas bukan yang kayak digambarkan di sinetron-sinetron najis bombay itu...

Hmmm...kaya, makmur, sejahtera itu apa yah? Punya rumah dan kendaraan sendiri yang sesuai dengan keuangan, saat anak anda mau sekolah gak perlu ngutang, saat anak perempuan anda mau nikah nggak perlu minta yang macam-macam ke pihak besan (toh sebenernya itu udah kewajiban anda kok, anak perempuan anda bukan investasi kali), saat anda di PHK juga masih ada cadangan devisa untuk setidaknya 6 bulan hingga 1 tahun kedepan...saat anda kecelakaan, asuransinya bisa ngasih dana yang kalo didepositokan bunganya bisa membuat anda tetap menjalani hari dan menabung untuk pendidikan dan pernikahan anak anda, kalo anda meninggal, asuransinya membuat keluarga yang ditinggalkan nggak kelabakan menata hidupnya, kalo anak anda lebih dari satu, anak pertama anda nggak harus menanggung hidup anak-anak anda yang lain kayak cerita ini lah yang enak mbuatnya anda kok, hihihi, kalo anda pensiun...ada dana yang bisa ditarik tiap bulan, hutang-hutang pada selesai semua, dan lain-lain kalo saya sich pengen masukin komponen backpacking ke beberapa belahan dunia, ehehehe ...begitu lah. Di mata Tuhan, impian kayak gini gak terlalu tinggi kok. Asal nggak latah aja mbeli Blackberry karena lagi trend. Ahaha. Memang, sebagian orang ada yang bekerja keras dari jam 8 pagi ke 10 malam ngangkat-ngangkat besi hanya untuk menyambung hidup dari hari ke hari. Udah kerja keras tapi tetap nggak bisa nabung sialnya sebagian dari mereka perokok lagi. Yang kayak gini mungkin perlu intervensi pemerintah kali ya, biar nggak diupah kemurahan gitu dan presiden direkturnya nggak diupah kemahalan juga.

Saya yakin, gaji CPNS saya cukup kok untuk itu, tinggal saya-nya aja yang bagaimana. Kalopun nanti saya berusaha ingin naik jabatan, seharusnya bukan karena atau tidak terlalu dipengaruhi alasan pengen kaya. Amin.

Tulisan ini terinspirasi dari bukunya Oom Safir.

19 Januari 2010

How I Met Your Mother

Cerita dimulai di New York City (NYC) pada tahun 2030 ketika seorang ayah bernama Ted Mosby berkisah kepada kedua anaknya Luke dan Leia tentang bagaimana dia bisa sampai bertemu dengan ibu mereka.

Kemudian cerita mundur ke tahun 2005, ketika Ted masih berumur 27 tahun, tepatnya saat kedua sahabatnya sejak bangku kuliah, Marshall Eriksen dan Lily Aldrin, bertunangan. Kejadian ini membuat Ted tersadar dan keluar dari zona nyamannya. Disaat ia sedang merintis karir sebagai seorang arsitek, ia mulai memikirkan kehidupan percintaannya yang sejauh ini, selalu gagal. Malam itu, sementara dua sahabatnya mengambil langkah besar dalam kehidupannya, Ted terusik dengan pertanyaan di benaknya sendiri "Aku sedang apa malam ini?" Sejak hari itu lah, pencarian dimulai.

Dan hingga saya nonton sampai Season 5 (satu season terdiri dari 20 episode), belum terlihat tanda-tanda bahwa Si Ted akan bertemu dengan Si Ibu. Beberapa episode merupakan clue penting yang merupakan cerita bagaimana kisah hidup Ted yang mengarah untuk bertemu Si Ibu. Tapi sebagian besar episode adalah hal-hal konyol yang dilakukan rombongan sahabat ini dalam kehidupan sehari-hari mereka di NYC.

Ted, seorang yang mulai bekerja di sebuah firma arsitektur, selalu merencanakan segala sesuatu secara detail, suka mikir terlalu panjang, perfeksionis, hobi mengoreksi kesalahan orang lain. Marshall adalah seorang mahasiswa S2 fakultas hukum yang lugu dan memiliki hobi-hobi yang ajaib. Lily adalah lulusan jurusan kesenian namun bekerja sebagai guru TK, manipulator handal tapi memiliki musuh besar bernama kartu kredit dan juga tidak pernah bisa menjaga rahasia. Robin, seorang reporter muda yang ambisius sehingga hampir tidak pernah suka akan komitmen dalam suatu hubungan, dan...

Playboy kaya tapi mesum bernama Barney yang...hmmm...he's the dumbest single person alive on earth, yeah, he's a womanizer. Hingga lebih satu season tidak diketahui dia bekerja dimana dan sebagai apa. Saat ditanya pun dia selalu mengelak. Dia memiliki banyak trik untuk 'memancing' perempuan jatuh ke dalam pelukannya dan keesokan hari nggak pernah dihubunginya lagi. Trik tersebut mulai dari yang impossible sampai ke yang masuk akal bisa diterapkan.

Meski konyol, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kehidupan mereka. Kisahnya benar-benar kisah sehari-hari yang kita pun kadang juga mengalami atau merasakannya. Dagelan-dagelannya adalah perpaduan antara lawakan cerdas dan slapstick. Kadang bisa langsung ketawa, kadang perlu mikir dulu dimana lucunya (karena perbedaan budaya, kebanyakan sih perlu mikir dulu dimana lucunya).



Sitcom
How I Met Your Mother adalah salah satu komedi situasi terbaru di AS menyusul sukses komedi-komedi situasi sebelumnya, salah satunya FRIENDS. Jika kamu dulu penggemar FRIENDS, menurut saya sebetulnya HIMYM adalah metamorfosis dari FRIENDS. Lawakan-lawakan segar banyak mengikuti pola terdahulu, hanya saja, kali ini lawakannya lebih up-to-date karena mengambil setting tahun 2005 ke bawah. Ted Mosby mengingatkan kita pada Dr. Ross Gellar. Pasangan Marshall dan Lily adalah versi baru dari pasangan Chandler Bing dan Monica. Khusus tokoh konyolnya, Barney Stinson adalah perpaduan antara Joey Tribbiani dan Pheebe. Hanya saja, jika dulu Joey dan Pheebe terkenal karena kebodohannya, Barney justru sebaliknya. Kekonyolan-kekonyolan yang terjadi disebabkan karena dia terlalu "pintar". FRIENDS dan HIMYM sama-sama menceritakan tentang persahabatan sebuah geng dan hal-hal bodoh yang mereka lakukan di NYC. Perbedaanya, pada HIMYM, cerita persahabatan tersebut dibalut dengan sangat apik oleh seutas benang merah cerita bagaimana si Ted Mosby menemukan pasangan hidupnya. Gara-gara HIMYM, sekali lagi, menurutku FRIENDS menjadi out-of-date dan nggak lucu lagi. Hehehe.


Hal-Hal Menarik
HIMYM terinspirasi dari kisah nyata penulisnya, Carter Bays dan Craig Thomas & istrinya, tentang kehidupan mereka bertiga di NYC. Dalam hal ini Ted Mosby adalah Bays itu sendiri, sementara Thomas dan istrinya adalah Marshall dan Lily. Tempat mereka selalu nongkrong yaitu Bar Mclaren dalam dunia nyatanya adalah sebuah bar bernama McGee's. Seorang bartender di dalam cerita bernama Carl, yang merupakan nama asisten Bays bernama Carl Mclaren.

Karena ceritanya Si Bapak berkisah, maka narasi diucapkan dalam Past Tense, yang kemudian dilanjutkan dengan flashback ke periode waktu yang bersangkutan. Perpaduan antara narasi di masa kini dan cerita di masa lampau menjadi kelucuan tersendiri. Kadang kala ada hal-hal yang nggak bisa diceritakan Ted ke anak-anaknya yaitu ketika di masa kuliah dulu Ted dan Marshall mengisap ganja, maka saat bernarasi Ted mengganti kata ganja dengan sandwich. Di scene masa lampaunya, sandwich tersebut benar-benar dimatikan ke dalam sebuah asbak, seolah-olah itu adalah rokok ganja. Hahaha.

Lagu tema dari sitkom ini adalah Hey Beautiful!, dari grup band The Solids, dimana Carter Bays dan Craig Thomas merupakan bagian dari personil band tersebut. Lagu-lagu latar di tiap episode juga bagus-bagus. Sebagian lagu sudah dikenal namun sebagian lagi benar-benar lagu yang asing, sepertinya mereka kebanyakan band-band indie AS, sebagaimana The Solids itu sendiri.

Cerita di dalam tiap episode saling berkaitan. Meski dengan menontonnya secara acak dari episode mana saja nggak masalah (karena nggak mempengaruhi tingkat kelucuan), ada bonus tersendiri bagi kamu yang menontonnya secara teratur per episode. Kadang-kadang sebuah episode merupakan jawaban dari episode yang lain yang masih menyisakan misteri.

HIMYM memiliki hubungan interaktif yang sangat dekat dengan pemirsanya, banyak hal-hal yang terjadi di film benar-benar ada di dunia nyata. Ya, teknologi internet dan blogging memungkinkan hal tersebut. Misalnya, Barney adalah seorang blogger. Maka blognya benar-benar dibuat di dunia nyata, bisa dilihat di SINI. Ketika kuliah, Ted Mosby pernah menjadi penyiar gelap di kampusnya. Tema radionya mengangkat isu-isu sensitif di kampus. Dia menamakan dirinya Dr.X, situsnya bisa dilihat di SINI. Pernah suatu kali Barney menyamar jadi Ted dan melakukan aksinya terhadap seorang gadis. Setelah mendapatkan yang ia inginkan, Barney pun kabur tanpa pernah menghubungi lagi. Si gadis yang kesal menumpahkan kekesalannya dalam sebuah blog yang menghujat habis-habisan Ted Mosby. Bisa dicek di SINI. Ada lagi portofolio Barney yang ia buat dalam bentuk video dan online. Jadi perusahaannya tinggal ngecek ke situs INI. Hahaha. Video resume yang aneh. Barney selalu hadir dengan teori-teori konyolnya tentang persahabatan. Dia memiliki kitab suci tersendiri bernama The Bro Code yang bisa dilihat di SINI. Dan masih banyak lagi website yang dibuat untuk menunjang cerita. Intinya, Bays dan Thomas niat banget deh menggarap komedi ini.

Yang paling menarik dari HIMYM, tentu saja, kita bisa belajar kehidupan persahabatan dan percintaan dengan cara yang paling menyenangkan, yaitu ngakak-ngakak gak keruan. I think Barney has stolen Ted's show, dia yang paling banyak ngebuat ketawa. Last but not least, nonton HIMYM harus cukup umur. Bila dikontrol dengan baik ini bisa jadi tontonan yang menyenangkan, tapi bila masih labil, dikhawatirkan banyak anak gadis yang hamil diluar nikah gara-gara niru gaya hidup orang-orang aneh di komedi situasi ini. Haha.



Cast

Josh Radnor sebagai Ted Mosby.

Jason Segel sebagai Marshall Eriksen.

Alyson Hannigan sebagai Lily Aldrin.

Cobie Smulder sebagai Robin Scherbatsky.

Neil Patrick Harris sebagai Barney Stinson.

Bob Saget sebagai Pengisi Suara Ted Tua.

Mau nonton episode pertamanya? Klik di SINI.


Review Para Blogger

Bisa dibaca di SINI, di SINI, di SINI, dan yang paling bagus di SINI.


Download

Kalo mau download semua seasonnya ada info linknya di SINI dan di SINI.